Israel pada hari Kamis 14 april telah berhasil melakukan uji coba sistem pertahanan rudal terbaru yang memanfaatkan sinar laser. System ini telah mampu mencegat mortir roket dan rudal anti-tank.
Uicoba ini juga dibarengi dengan semakin meningkatnya kekerasan Israel kepada warga Palestina, termasuk penyerangan ke masjid al-aqsa yang ironisnya terjadi di bulan suci Ramadhan.
Baca juga syarat ekspor pertanian
Sistem laser buatan Israel ini akan disebut sebagai Iron beam dan dirancang untuk melengkapi sistem pertahanan udara Iron Dome yang menjadi sistem pencegat roket termahal di dunia. Keberhasilan uji coba ironbind turut disaksikan oleh Perdana Menteri Israel Naftali Bennett, dia menyebut bahwa harga ironbind hanya sekitar 3,5 Yes Dollar atau Rp50.000 dalam satu kali tembakan.
Jika Rusia Cina atau Amerika memiliki rudal hipersonik dengan kecepatan 500 km per jam atau magseven maka senjata terbaru Israel ini memiliki kecepatan 135.000 kali lebih cepat karena itu senjata ini di kalangan militer sebut sebagai senjata terkutuk dan penggunaannya tunduk pada konvensi Jenewa yang hanya boleh digunakan untuk menyerang unit non-manusia.
Hal ini mungkin terdengar seperti fiksi ilmiah tetapi ini nyata ironbind tidak bersuara tidak terlihat dan harganya hanya sekitar 3,5 juta dollar kata Bennett seperti dikutip dari associated press. Melalui video yang dirilis Kementerian Pertahanan Israel ironbind terlihat menunjukkan sinar laser yang mengenai target dan menghancurkannya menjadi potongan-potongan kecil.
Israel berharap ironbind dapat digunakan di darat udara dan di laut tujuan utama Israel saat ini adalah menyebarkan sistem laser disekitar perbatasannya. Selama satu dekade berikutnya sebenarnya Israel telah memiliki sistem Iron Dome yang terbukti sukses dengan tingkat intersepsi 90% terhadap tembakan roket. Sayangnya biaya operasional Iron Dome terlalu mahal perlu biaya puluhan ribu Dollar pada Iron Dome hanya untuk menjatuhkan roket yang harganya beberapa ratus Dolar.
Saat awal mula diciptakan tidak terpikirkan laser akan menjadi senjata super ampuh hampir 60 tahun kemudian penggunaan senjata laser masih belum lazim di medan tempur konvensional meskipun kemajuan dan pengembangan senjata ini sudah mencapai tahap yang mengesankan.
Dklansir dari newatlas.com senjata laser diyakini akan menjadi senjata generasi selanjutnya laser bergerak dengan kecepatan cahaya yang ribuan kali lebih cepat dibandingkan dengan rudal hipersonik. Hal ini berarti rudal bisa melaju pada kecepatan mach 870 2705 kecepatan senjata laser tidak tertandingi oleh kecepatan suara Sonic yang membuat senjata laser menonjol adalah akurasinya yang sangat tinggi.
Senjata laser ini juga dapat dikendalikan, laser dapat diatur seberapa besar kerusakan yang diinginkan. Laser tersebut bahkan dapat membedakan antara materi sehingga pancaran akan menghancurkan satu materi tertentu tetapi tidak berdampak pada materi lain yang berada disebelahnya.
Selain itu laser tidak memiliki hentakan sehingga tidak perlu mekanisme jailbreak dan tidak membutuhkan amunisi yang mahal dan tanpa khawatir habis selama daya listrik cukup tersedia. Adapun senjata laser memiliki kekurangan senjata laser membutuhkan daya dan generator listrik yang sangat besar.
Sebuah pistol laser membutuhkan baterai dengan daya yang sangat kuat dan sangat beresiko terhadap si penembak senjata laser juga tidak efisien karena sebagian besar energi yang digunakan untuk mengubah Panas dapat terhalang oleh debu asap awan hujan kabut dan turbulensi. Serta membutuhkan sejumlah besar bahan kimia berbahaya namun Israel telah mampu memecahkan sebagian besar dari masalah tersebut.
Sejarah Laser
Gagasan senjata laser sudah ada Jauh sebelum lechter diciptakan. Novel fiksi ilmiah karya Wheels pada tahun 1897, The World of Work memperkenalkan gagasan tentang tentara yang berteknologi tinggi yang menyerang bumi menggunakan senjata Sinar panas seperti laser yang mampu menembus baja kata laser merupakan singkatan dari Light amplification by stimulated emission of radiation.
Laser pertama diciptakan oleh dodol main-main deh ojs at laboratorium Malibu California Amerika Serikat pada tahun 1960. Perangkat sederhana pertama ini didasarkan pada karya ilmiah Charles townes di Universitas Columbia yang pada tahun 1954 mengembangkan Master atau microwave amplification slides stimulated emission of radiation.
Karya teoritis atos kalau di Bell laboratories keduanya menerbitkan jurnal ini pada makalah ilmiah pada tahun 1958. Tonus dan skill secara bersama-sama dianugerahi paten laser pertama pada tahun 1965 yang digunakan sebagai senjata untuk kepentingan militer.
Di era Milenium menjadi perdebatan di beberapa negara termasuk negara superpower seperti Amerika Serikat tetapi ternyata Amerika sendiri mengembangkan laser sebagai senjata militer. Secara rahasia dan terungkap lewat video dan foto razia, ujicoba yang ditembakkan ke pesawat drone pada November 1973 penggunaan laser sebagai senjata militer Amerika Serikat dimulai dengan proyek delta dengan Arpa yang sekarang disebut sebagai darpa.
Pengujian senjata laser dengan ditembakkan ke pesawat tanpa awak yang sekarang dikenal Drone sudah dilakukan secara rahasia. Sejak awal 1973 penggunaan senjata laser yang destruktif dianggap masih kontroversi di dunia militer sehingga diatur dalam perjanjian Konvensi Jenewa.
Pada tahun 2014 Amerika Serikat menyatakan mentaati perjanjian tersebut. Pada tahap yang lebih lanjut senjata laser ini akan benar-benar menjadi monster jika diaplikasikan pada Drone dan pesawat tempur. Apalagi jika negara-negara adidaya mengirim satelit yang sudah diinstall senjata ini daya hancurnya bisa lebih mengerikan dan menjangkau semua negara di dunia.