Sejarah Gangguan Identitas Disosiatif

sebutan hambatan bukti diri disosiatif yaitu semacam sebutan anyar, lampau hambatan ini diketahui dengan hambatan pembawaan heterogen maupun banyak yang menyebutnya pembawaan rangkap, sebutan ini berlanjut dimunculkan p terlihat tahun 1987.[butuh referensi]

kampus uin terbaik

P terlihat era ke-18, keterampilan para sinse guna bertukar sebagai arwah hewan maupun kasus kmasasukan disangka selaku pertanda seorang yang memiliki pembawaan rangkap.[butuh referensi] skandal Eberhardt Gmelin (1791) disangka selaku persoalan pembawaan rangkap awal yang diberitakan, walau sebelumnya sempat terjalin kasus amnesia yang sama tanda-tanda pembawaan rangkap yang diberitakan pada tahun 1664.[butuh referensi]

Pada tahun 1812, Benjamin Rush, yang jua disebut selaku ayah Psikiatri Amerika, menghimpun persoalan-persoalan hambatan disosiatif serta pembawaan rangkap.[butuh referensi] ia mencatat komik psikiatri awal mengenai hambatan pembawaan rangkap bertema “persoalan kedokteran serta pemantauan dari Penyakit mental” (asli dalam bahasa Inggris: “Medical Inquiries and Observations Upon Disesases of the Mind”), teorinya berkata kalau hambatan pembawaan rangkap terjalin lantaran keburukan jalinan pada 2 hemisper otak.[butuh referensi]

Pada akhir era ke-19, Eugene Azam, seseorang mahaguru operasi terpincut pada meluruhkan, menerbitkan beberapa kabar mengenai Felida X, Felida X lahir pada tahun 1843, kesirnaan bapaknya pada era bocah serta era kanak-kanak hidup dengan pengalaman yang menyakitkan.[butuh referensi] Felida X mempunyai 3 pembawaan dimana pembawaan 1 yaitu pembawaan wajarnya serta 2 lagi pembawaan yang lain yang abnormal.[butuh referensi] Pierre Janet memberi tahu sebagian persoalan pembawaan ganda pada akhir era ke-19 serta era ke-20 dahulu, kayak persoalan Leonie, Lucie, Rose, Marie, serta Marceline.[butuh referensi]

Pada era 1880-1920, banyak pertemuan kedokteran global yang membahas mengenai disosiasi.[butuh referensi] Jean-Martin Charcot memublikasikan gagasannya mengenai disosiatif, ia berkata kalau “goyang” (shock) pada saraf menyebabkan bermacam hal neurologis yang abnormal.[butuh referensi]

skandal pembawaan ganda awal yang sempat diselidiki selaku saintifik yaitu persoalan Clara Norton Fowler pada tahun 1906.[butuh referensi] Pada tahun 1987, sebutan kendala personalitas bermacam-macam (Multiple Personality Disorder disingkat MPD) pada DSM II mulai digantikan sebagai kendala Disosiatif (Dissociative disorder) pada DSM III.[butuh referensi] Pada tahun 1989, Frank W. Putnam menerbitkan komik “penaksiran and perawatan of Multiple Personality Disorder” serta pada tahun yang selevel Colin A. Ross mencatat serta menerbitkan studi kendala personalitas bermacam-macam: penaksiran, Ciri-ciri Klinis, serta pemulihannya (tajuk asli dalam bahasa Inggris:”Multiple Personality Disorder: penaksiran, Clinical Features, and Treatment”.)[butuh referensi]

periode anyar diawali balik pada tahun 1994 masa diterbitkannya DSM-IV hambatan ini bertukar sebutan sebagai kendala bukti diri Disosiatif (Dissociative Identity Disorder).[10]

Di Indonesia istilah-istilah ini sebagai lebih diketahui sejak diterbitkan komik yang dinaikan dari stori jelas serta sebagai banyak terjual (best-seller) pada tahun 2000an.[butuh referensi] novel yang menceritakan mengenai pengidap-pengidap hambatan bukti diri disosiatif antara lain: Sybil,[11] Karen,[12] ,serta Billy.[13]

Penyebab

Ada sebagian sebab yang mampu menimbulkan hambatan bukti diri disosiatif,[14] yakni:

kepiawaian bawaan guna memisahkan pembawaan dengan gampang.

Pelecehan intim pada era kecil yang berulang.

Kurangnya orang yang menjaga maupun menghibur dari pengalaman jelek yang dirasakan.

Pengaruh dari personel keluarga lain yang mempunyai hambatan intelektual.

Penyebab pokok hambatan bukti diri disosiatif sesungguhnya yaitu tekanan jiwa berkelanjutan yang dirasakan pada era kanak-kanak. tekanan mental itu tercipta dampak bermacam-macam penindasan serta pelecehan, kayak: penindasan serta pelecehan intim, kekerasan tubuh, kekerasan selaku psikologis, serta jua ritual-ritual langka yang mengoyak si korban (Satanic Ritual Abuse).[11][12][13]

skema Psikoanalisa

Menurut skema Psikoanalisa oleh Sigmund Freud, tekanan jiwa pada era kanak-kanak yaitu perihal setidaknya berkesempatan menyebabkan hambatan pembawaan seorang.[15] Pada era kanak-kanak seperti itu pembawaan mulai meningkat serta tercipta.[butuh referensi] masa terjalin pengalaman jelek, pengalaman-pengalaman itu semampu bisa jadi bakal di tekan (repress) ke dalam alam dasar pulih.[butuh referensi] tetapi ada sebagian perihal yang benar-benar tidak mampu ditangani oleh penderita, maka memaksanya guna menciptbakal wujud individu yang lain yang bisa didapati suasana itu.[butuh referensi]Hal ini yaitu teknik pertahanan diri, sebuah sistem yang terbentuk masa seseorang tidak mampu didapati semacam kegelisahan yang luar biasa.[butuh referensi] personalitas-pembawaan anyar bakal selalu timbul jika terjalin lagi sebuah kasus yang tidak mampu teratasi.[butuh referensi] timbulnya pembawaan-pembawaan itu  pada suasana yang dihadapi.[butuh referensi] Kepribadian aslinya condong tidak mengenal presensi pembawaan yang lain, lantaran memanglah perihal itu yang di impikan, yakni melenyapkan perihal-perihal yang sudah diperoleh tukar oleh pembawaan yang lain.[16]

pemulihan

separuh tanda-tanda hambatan bukti diri disosiatif bisa jadi bakal timbul serta hilang selaku naik turun, lamun hambatannya sendiri bakal selalu ada.[butuh referensi] Pengbatan guna hambatan ini lebih-lebih terdiri dari psikopenyembuhan serta hipnosis.[butuh referensi]

Terapis mencari akal menguak serta menciptakan seluruhnya pembawaan yang ada dalam diri penderita dengan sistem hipnosis.[butuh referensi] Pada masa  serta pribadi masuk ke dalam hal ambang, terapis mampu memanglahgil/ berjumpa dengan pembawaan-pembawaan yang lain.[butuh referensi] Memahami kedudukan serta peranan masing-masing pembawaan.[butuh referensi] Terapis bakal berjuang guna menciptakan jalinan yang bagus serta efisien dengan tiap-tiap pembawaan serta berjuang guna sebagai wujud yang mampu diakui serta memberikan perlindungan.[butuh referensi] sehabis mengenal, memahami, serta mempunyai jalinan yang bagus dengan tiap-tiap pembawaan, sistem sesudah itu yaitu membuat pembawaan aslinya guna mampu menerima serta membuka diri pada kepribadian lainnya.[butuh referensi] Pada biasanya persoalan yang terjalin kepribadian asli tidaklah pulih bakal presensi wujud lain dalam dirinya.[butuh referensi] tetapi, kepribadian-kepribadian lainnya sadar bakal presensi wujud asli.[butuh referensi]

biasanya tujuan akhir terapi yaitu guna mengumpulkan sebuah kepribadian dimana hal ini sukses guna kasus Sybil[11] serta Karen.[12] metodenya berjalan dengan menghipnosis pribadi guna bisa menerima serta bersatu balik dengan kepribadian lainnya.[butuh referensi] Proses ini tidak berjalan dengan mudah, lantaran sesudah peleburan itu pribadi rata-rata akan merasakan balik hal-hal yang dialami kepribadian lainnya, kayak pengalaman disakiti, dilecehkan, serta jua pemeriksaan bunuh diri.[butuh referensi] Kembalinya ingatan itu membuat kasus anyar untuk pribadi, serta memerlukan penindakan lainnya.[butuh referensi] tetapi, hal ini tidak sukses guna sebagian kasus.[butuh referensi] Banyak kasus berhenti tanpa penyembuhan.[butuh referensi] Oat-oatan kedokteran kayak anti-depresan serta anti-psikotik jua kasertag-kasertag , guna mengatur benak serta perasaan pribadi supaya senantiasa pada hal normal.[17]

Prognosis

Prognosis pribadi dengan hambatan bukti diri disosiatif  pada tanda-tanda serta fitur yang mereka alami.[butuh referensi] Misalnya, orang yang mempunyai bonus hambatan kesehatan psikologis yang sungguh-sungguh, kayak hambatan kepribadian, hambatan perasaan, hambatan hinggan, dan hambatan penyalahgunaan zat, mempunyai diagnosis yang lebih buruk.[butuh referensi] Sayangnya memanglah tidak ada studi runtut waktu jauh yang menelitinya.[butuh referensi] Beberapa pakar mengakui kalau diagnosis pemulangan amat bagus guna anak-anak.[butuh referensi] sekalipun penyembuhan memerlukan sebagian tahun, kerap pada hasilnya efektif.[butuh referensi] meski dikembalikan lagi pada sebab pengidap dan terapisnya.[butuh referensi] selaku lumrah memang diketahui kalau makin bagus penyembuhan, maka makin bagus jua prognosisnya.[butuh referensi] penderita bisa jadi menjumpai hambatan dari gejala-gejalanya masa merambah umur 4 puluhan.[butuh rujukan] banyak pikiran ataupun penyalah-gunaan zat jua berlaku berarti dalam kambuhnya gejala-gejala gangguan ini.[14]

kampus kedokteran terbaik