Rekomendasi 6 Pengobatan Umum Bagi Pengidap Bronkiektasis
Ada banyak gangguan kesehatan yang bisa langsung memengaruhi organ paru – paru, seperti salah satunya yaitu Bronkiektasis. Bronkiektasis merupakan gangguan dan kerusakan yang terjadi di bronkus (saluran udara) pada paru – paru. Bronkus yang seharusnya dapat membersihkan lendir di paru – paru ini justru menjadi tidak berfungsi secara maksimal. Kemudian, hal itu menyebabkan lendir menumpuk sehingga terjadi penyakit Bronkiektasis.
Biasanya orang dengan Bronkiektasis mengalami gejala gangguan pernapasan yang cukup berat. Karena itu, sangat penting bagi kamu untuk mengetahui pengobatan yang tepat untuk perawatan Bronkiektasis.
Pengidap Bronkiektasis harus mendapatkan pengobatan agar bisa meningkat kualitas hidupnya. Berikut rekomendasi 6 pilihan pengobatan yang umum diberikan bagi pengidap Bronkiektasis :
- Obat Bronkodilator
Bronkodilator merupakan jenis obat yang membantu pernapasan agar lebih lancar. Cara kerja obat ini adalah dengan merilekskan otot di paru – paru dan melebarkan bronkus. Obat ini biasanya diresepkan oleh dokter untuk pasien yang mengalami peradangan saluran pernapasan kronis, seperti asma dan PPOK.
Mengingat banyaknya kasus Bronkiektasis yang terjadi akibat asma dan PPOK, maka bronkodilator bisa menjadi pilihan penanganan medis yang sesuai. Biasanya obat ini diberikan untuk mencegah penyakit kambuh yang kerap ditandai dengan gejala sesak napas.
- Obat Kortikosteroid
Pilihan pengobatan Bronkiektasis selanjutnya adalah dengan obat kortikosteroid. Cara kerja obat kortikosteroid adalah dengan mengurangi peradangan yang ada di saluran pernapasan.
Dokter biasanya akan meresepkan obat ini jika Bronkiektasis yang dialami pasien berkaitan dengan asma atau memiliki gejala napas berbunyi (mengi).
Namun perlu diperhatikan, penggunaan kortikosteroid dalam jangka panjang berisiko menyebabkan efek samping seperti tulang melemah dan tekanan darah meningkat.
- Antibiotik
Antibiotik merupakan jenis penanganan medis Bronkiektasis yang paling umum. Sebab, kebanyakan kasus Bronkiektasis terjadi akibat infeksi pernapasan yang disebabkan oleh bakteri. Untuk mengetahui jenis antibiotik apa yang sesuai, dokter harus mengetahui terlebih dahulu tipe bakteri yang menginfeksi saluran udara paru – paru pasien.
Kemudian hasilnya tergantung pada pemeriksaan Bronkiektasis pasien, dokter mungkin akan meresepkan 1 atau 2 jenis antibiotik yang harus diminum habis dalam 10 – 14 hari.
Makrolida merupakan salah satu jenis antibiotik yang ditujukan khusus untuk mengurangi peradangan di saluran udara. Namun, jenis antibiotik ini hanya diberikan pada pasien dengan kasus Bronkiektasis yang sangat parah akibat efek samping obat ini yang sangat kuat.
- Obat Pengencer Lendir
Obat pengencer lendir juga bisa menjadi solusi untuk membantu mengatasi gejala batuk berdahak yang sering dialami pengidap Bronkiektasis. Dokter sering kali meresepkan obat ini untuk mengobati Bronkiektasis.
Cara kerja obat ini adalah mengencerkan dahak dan lendir yang berkumpul di paru – paru dan tenggorokan.
- Menggunakan Alat Bantu
Selain diberi obat – obatan, orang dengan Bronkiektasis juga bisa menerima terapi dengan alat bantu. Alat bantu yang digunakan untuk terapi Bronkiektasis biasanya dapat membantu mengencerkan dan membuang lendir atau mukosa dari paru – paru.
Beberapa jenis alat bantu yang biasa digunakan untuk terapi Bronkiektasis antara lain Oscillating Positive Expiratory Pressure (PEP) dan Intrapulmonary Percussive Ventilation (IPV).
- Terapi Fisik
Pengobatan Bronkiektasis yang terakhir adalah dengan menjalani terapi fisik tertentu. Secara garis besar, terapi fisik ini disebut juga dengan teknik pembersihan saluran pernapasan dengan tujuan utama untuk mengurangi penumpukan lendir di paru – paru. Sehingga gejala – gejala seperti batuk dan sesak napas bisa mereda.
Menurut situs NHS, terdapat 2 jenis terapi fisik yang sering direkomendasikan bagi pengidap Bronkiektasis yaitu Active Cycle Of Breathing Techniques (ACBT) dan Chest Physiotherapy (CPT).