Program Korindo Dalam Melindungi Kebakaran Hutan di Papua
Sesuai komitmennya, dalam pendayagunaan rimba di Papua, Korindo sudah manfaatkan rimba sesuai peranan dan alokasi teritori rimba seperti ijin yang sudah diberi oleh pemerintahan. Dalam membuat area kebun, Korindo cuma memakai APL (Tempat Pemakaian Lain), khususnya area di teritori Trans-Papua hingga jadi pelopor pembangunan infrastruktur wilayah yang belum terbuka aksesnya.
Berkenaan rumor deforestasi dan kebakaran rimba di Papua yang pernah menyangkutkan bernama Korindo, Kim menjelaskan jika hal tersebut cuma isu yang tidak dapat ditunjukkan secara riil, tetapi selalu dihembuskan dari beberapa faksi yang tidak pernah langsung turun ke lokasi yang ditunjuk terjadi kebakaran itu.
“Berdasar photo satelit yang kita punyai, dari 1 Januari 2016 s/d ini hari tidak diketemukan ada titik api (hotspot) di daerah perkebunan Korindo. Dan tahun 2015, titik api yang kelihatan di satelit mencakup sebagian besar daerah Indonesia, terhitung didalamnya ialah area rimba lindung dan taman nasional yang disebut akibatnya karena peristiwa alam berbentuk super El-Nino. Peristiwa ini terjadi di Amerika, terutamanya wilayah sisi California yang luas area yang terbakar nya nyaris 2x luas daerah DKI Jakarta. Khusus untuk Korindo, tiap ada kebakaran, kami selalu selekasnya bertindak pemadaman,” tegas Kim.
Bukti tidak ada kebakaran rimba oleh Korindo, dilihat langsung oleh kelompok wartawan dari Jakarta yang terjun langung ke lokasi khusus perkebunan Kelapa Sawit Punya Korindo, di Asyiki, sekitaran 270 Km dari Merauke. 12 orang Wartawan itu bahkan juga bebas berhubungan dengan masyarakat disitu secara terbuka, hingga mereka dapat memperoleh info sebanyaknya.
“Di Merauke cuma recikan api saja tidak mengusik sama sekalipun. Tidak sama seperti yang dibahas LSM Asing itu”, tutur Thasoni Betaubun, Staff Pakar Sektor Ekonomi dan Keuangan Kabupaten Merauke. Ia menambah kebakaran rimba terjadi pada tahun 2015 lebih ke factor alam. Bukan oleh industri sawit yang digembar-gemborkan oleh LSM asing itu. Ia mengatakan tahun 2016 bahkan juga tidak ada benar-benar kebakaran.
Searah dengan data yang diutarakan Karhutla Pantauan Mekanisme punya Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, kebakaran cuma terjadi pada 2014 dan 2015 di Propinsi Papua dan luas kebakaran cuma 300 Ha dan 1.792 Ha. Bahkan juga luasnya masih lebih kecil dari kebakaran rimba yang terjadi di Jawa Barat.
Keduabelas wartawan itu dibawa berkeliling-keliling langsung ke area kebun sawit. Baik pada perkebunan yang baru dibuka atau yang telah berproses lama. Nyaris tidak ada tapak jejak api yang kelihatan. Untuk membikin beberapa wartawan makin percaya, dibawa juga mass media sekitar 2x menyaksikan dari menara pandang dengan tinggi 28 mtr. sampai berhubungan langsung dengan petani penggarap sawit.
Tidak cukup sampai disana, Korindo menunjukkan replikasi pemadam kebakaran rimba dengan mengikutsertakan elemen Kepolisian, TNI, Pemerintahan Wilayah, Palang Merah Indonesia dan penyelamatan Intern perusahaan. Nyaris 300 personil diikutsertakan dengan lakukan replikasi seakan-akan terjadi kebakaran rimba dan selekasnya dilaksanakan pengatasan.
Kapolres yang pimpin langsung replikasi pemadaman kebakaran tidak lepas dari verifikasi reporter mengenai peristiwa kebakaran di beberapa tahun awalnya. “Tahun lantas ada kebakaran tetapi sedikit. Itu juga karena keadaan alam. Kami sanggup memperhitungkan secara mudah dan cepat,” terangnya di depan reporter.