Perjalanan Karier Darwin Nunez: Dulu Kelaparan Kini Jadi Pemain Termahal Liverpool

 

Berikut sekilas perjalanan karier Darwin Nunes yang baru saja resmi menjadi rekrutan termahal Liverpool di bursa transfer musim panas 2022.

Seperti diketahui, Liverpool baru saja melakukan langkah mengejutkan dengan mendaratkan mesin gol Benfica, yakni Darwin Nunes. Dia telah menyetujui kontrak hingga 2028.

Di Liverpool, pemain berusia 22 tahun itu hanya dibayar £98.000 seminggu atau sekitar Rp 1,7 miliar. Ini secara nominal jauh dari gaji Virgil Van Dijk sebesar £ 220.000 atau Rs 3,9 crore seminggu.

Namun, kedatangan Darwin Nunes memecahkan rekor transfer The Reds. Ia dibeli dari Benfica dengan mahar 100 juta euro atau sekitar 1,5 triliun rupiah.

Rinciannya 75 juta euro sebagai mahar Darwin Nunes ke Anfield, ditambah bonus 25 juta euro.

Sebelum Darwin Nunes, rekor transfer termahal dipegang oleh Virgil van Dijk yang dibeli Liverpool dari Southampton seharga 86 juta euro (1,3 triliun rupiah).

Jurgen Klopp punya alasan kuat untuk ingin merekrut striker Uruguay itu. Ini terjadi setelah musim 2021-20-20 yang mengesankan dari pemain berusia 22 tahun itu di Benfica.

Darwin Nunes mencetak 34 gol dan memberikan 4 assist dalam 41 penampilan untuk klub Portugal di semua kompetisi. Statistik ini sangat spesial untuk pemain yang baru berusia 22 tahun.

Darwin Nunes berasal dari keluarga miskin

Darwin Nunez lahir pada 24 Juni 1999 di wilayah Pilata di sepanjang Sungai Curem di kota Artigas, Uruguay.

Sebagai seorang anak, ia tinggal di keluarga miskin dan kesulitan mencari makanan setiap hari. Ia bahkan mengaku sering tidur dengan perut kosong.

Citra ibu sangat penting bagi Darwin Nunes, karena ia selalu berkorban agar anak-anak bisa mencicipi makanannya.

“Ya, aku tidur dengan perut kosong sendirian. Tapi ibuku yang paling banyak tidur dengan perut kosong,” kata Nunes seperti dikutip dari Marca.

“Dia memastikan adik saya dan saya makan dulu. Ibuku biasa pergi tidur tanpa makan. Saya tidak akan pernah lupa dari mana saya berasal,” tambahnya.

Darwin Nunes juga mengaku bahwa ibunya adalah seorang penjual botol bekas dan ayahnya adalah seorang pekerja bangunan.

Ini memberinya harapan besar untuk mengubah nasib keluarganya. Di usia 14 tahun, ia sempat menjalani trial bersama Penarol, salah satu klub papan atas Uruguay.

Namun, Nunes harus menanggung konsekuensi gagal lolos. Meski begitu, kegagalan tidak mengubah cita-citanya.

Setahun kemudian, Darwin Nunes akhirnya diterima di tim muda Penarol. Pada Januari 2018, ia dipromosikan ke tim senior Penarol setelah hanya empat tahun.

Striker itu harus berjalan terjal karena mengalami cedera ligamen pada usia 16 tahun. Cedera itu membuatnya absen selama satu setengah tahun.

Apakah kamu sudah mengetahui informasi mengenai piala dunia Qatar 2022? jika sudah, ajak teman-teman serta kerabatmu untuk nonton piala dunia Qatar 2022 agar semakin asik dan seru.

Darwin Nunes ke Spanyol sebagai bintang Portugal

Darwin Nunes tetap antusias mengikuti pelatihan pasca rehabilitasi. Ia akhirnya direkrut oleh klub lapis kedua Liga Spanyol bernama Almeria dengan mahar 13 juta euro (sekitar 200 miliar rupiah) pada musim 2019-2020.

Baru semusim di Almeria, Darwin Nunes langsung menarik perhatian klub papan atas Benfica di Portugal. Ia dibeli di bursa transfer musim panas dengan mahar 39 juta euro atau setara dengan 599 miliar rupiah.

Pada musim debutnya, penyerang berusia 22 tahun itu membuat 44 penampilan di semua kompetisi, hanya mencetak 14 gol dan 12 assist.

Namun, Darwin Nunes adalah pencetak gol instan musim berikutnya. Dia mencetak 34 gol dalam 41 penampilan untuk Benfica.

Performa luar biasa inilah yang membuat Darwin Nunes akhirnya rela diakuisisi oleh raksasa Liga Inggris Liverpool dengan harga tinggi.