Orang yang kalem atau kalem biasanya tidak mengganggu orang lain. Mereka juga lebih disegani karena tidak mudah terbawa emosi.
Di sisi lain, orang yang mudah cemas, panik, dan marah cenderung dipandang negatif. Mereka sering mengganggu orang lain dan membuat keputusan yang kemudian mereka sesali.
Dalam hal kesehatan, orang yang tenang hidup lebih damai. Mereka juga lebih muda dan kurang stres. Dia juga tidak memiliki banyak musuh karena dia bisa menyelesaikan konflik dengan lebih bijak.
Jika Anda ingin menjadi orang yang keren, berikut 10 caranya.
-
Belajarlah untuk mengendalikan emosi Anda
Belajarlah untuk mengendalikan emosi Anda dalam berbagai situasi. Saat marah, tarik napas dalam-dalam dan temukan tempat yang tenang. Saat Anda panik, duduklah dan pikirkan solusi yang mungkin.
Perlu dipahami bahwa pada dasarnya setiap orang memiliki emosi. Namun, beberapa orang bisa menjadi penguasa emosi, dan beberapa orang bisa menjadi budak emosi.
Ketika Anda hanya mengikuti emosi Anda, tentu saja Anda hanya menjadi budaknya. Sangat mudah untuk merasa gugup, panik, marah, dan sedih tentang sesuatu yang mungkin sepele.
-
Pahami bahwa tidak baik bertindak gegabah
Kami lansir dari laman wensuhwan.com, Mengetahui bahwa kecerobohan Anda tidak akan membawa manfaat yang signifikan. Kepanikan yang Anda ungkapkan tidak menyelesaikan masalah. Dan kemarahan yang Anda keluarkan tidak akan membuat situasi menjadi tenang.
Sebaliknya, masalah dan konflik yang muncul bisa lebih baik diselesaikan jika Anda bersikap tenang. Karena ketika pikiran kita tenang, kata-kata dan keputusan kita lebih bermakna.
Simpan pandangan ini dalam pikiran Anda. Dengan cara ini, Anda bisa belajar menjadi orang yang tenang nantinya.
-
Hitung untung dan rugi
Alih-alih bertindak berdasarkan emosi, belajarlah untuk bertindak berdasarkan untung dan rugi. Misalnya, Anda adalah karyawan baru di kantor. Eselon atas kantor sering meremehkan kemampuan Anda.
Sakit hati diperlakukan seperti ini. Tetapi di sisi lain, Anda harus membayar hutang orang tua yang sangat besar. Jika Anda hanya melakukan apa pun yang Anda inginkan, Anda dapat segera berhenti.
Hatimu memang akan tentram sejenak. Namun, lalu apa? Hutang orang tuamu belum lunas?
Alih-alih mengundurkan diri, bicarakan dengan atasan Anda. Karena bagaimanapun, Anda membutuhkan pekerjaan ini untuk membantu orang tua.
-
Hindari menjadi perfeksionis
Tidak sedikit orang yang berwatak pendendam, pada dasarnya berkarakter perfeksionis. Mereka panik dan khawatir setiap kali ada sesuatu yang tidak memenuhi standar mereka. Mereka merasa kecewa dan marah ketika melihat orang lain berperilaku tidak baik.
Semoga berjalan lancar. Tapi jika kita terlalu terikat, maka kita sendiri yang akan terluka.
Jadi, kurangi sifat perfeksionis Anda. Turunkan standar Anda dan terimalah bahwa segala sesuatunya tidak selalu berjalan seperti yang kita harapkan.
-
Pelajari lebih lanjut dengan empati
Salah satu cara untuk menjadi orang yang tenang adalah dengan belajar lebih berempati. Ini sangat penting jika kegelisahan Anda berupa kemarahan pada orang lain.
Jika Anda sedikit kecewa dan emosional dengan orang lain, itu berarti Anda tidak dapat memahami orang lain. Jadi Anda mengukur segala sesuatu dari perspektif Anda sendiri.
Misalnya, Anda tumbuh dalam keluarga kaya dan mendapat beasiswa untuk pergi ke luar negeri. Ketika Anda seorang guru, Anda keras pada anak-anak yang Anda anggap bodoh.
Bahkan, siswa bodoh ini mungkin menjadi seperti itu karena dia tidak mampu secara finansial dan memiliki dukungan keluarga.
Jika Anda bersedia menempatkan diri Anda pada posisi orang lain, Anda tentu bisa lebih pemaaf. Anda juga akan menghargai mereka yang kurang berhasil dalam hidup ini.
Dan sebagai imbalannya, Anda akan lebih dicintai oleh orang-orang di sekitar Anda. Hebat, bukan?
-
Serahkan semuanya pada Tuhan
Jika Anda adalah orang yang saleh, Anda dapat mengatur mentalitas untuk memberikan segalanya kepada Tuhan. Mentalitas ini tidak menyiratkan mentalitas menyerah dengan mudah.
Tentu saja, usaha harus dilakukan. Namun, kami tidak bersikeras bahwa setiap upaya harus berhasil.
Kita harus memahami bahwa segala sesuatu memiliki proses. Dan segala sesuatu yang terjadi adalah kehendak kekuasaan. Dengan cara berpikir ini, pikiran kita lebih tenang dan tidak terburu-buru.
-
Menunda keputusan saat emosional
Kegelisahan kita sering menimbulkan masalah ketika kita harus membuat keputusan. Ketika kepala kita dipenuhi dengan kekhawatiran atau kemarahan, kita mengambil sikap tergesa-gesa.
Itu sebabnya ketika kita menyadari bahwa kita memiliki kecenderungan ini, kita harus menunda membuat keputusan saat pikiran kita masih panas. Cobalah dan tenang dulu.
Setelah itu, buat saja keputusan yang tepat. Anda pasti akan dapat membuat keputusan lebih cepat dari waktu ke waktu, tetapi dengan kepala dan pikiran yang lebih dingin.
Bagaimana jika keputusan harus segera diambil? Dalam kasus ini, Anda perlu mencari bantuan dari seseorang yang Anda percayai.
Mintalah teman atau saudara untuk mendiskusikan keputusan tersebut. Dengan begitu Anda tidak akan melakukan kesalahan nantinya.