Biografi Albert Bandura: Si Pakar Psikologi dari Kanada
Albert Bandura lahir di tanggal 4 Desember 1925, di Mundare satu kota kecil di daratan utara Alberta Kanada.
Biografi Albert Bandura: Si Pakar Psikologi dari Kanada
Dia tumbuh sebagai anak lelaki salah satu dari keluarga dengan 5 kakak wanita. Ke-2 orang tuanya sudah beremigrasi dari negara Eropa Timur saat mereka remaja.
Ayahnya Albert Bandura datang dari Polandia dan Ibunya datang dari Ukraina, Bandura disokong oleh kakak-kakak wanitanya menjadi berdikari dan bisa tergantung pada dirinya.
Ia mendapatkan gelar B.A. dari University of British Columbia, selanjutnya M.A. di tahun 1951, dan Ph.D. di tahun 1952 dari University Lowa.
Bandura menuntaskan progam doktornya dalam sektor psikologi klinik, sesudah lulus dia bekerja di Standford University. Beliau banyak terjun dalam pendekatan teori evaluasi untuk mempelajari perilaku manusia dan tertarik dengan nilai uji coba.
Di tahun 1964 Albert Bandura dikukuhkan sebagai profesor dan sebagainya terima karunia American Psychology Association untuk Distinguished scientific contribution di tahun 1980.
Di tahun selanjutnya, Bandura berjumpa dengan Robert Sears dan belajar mengenai dampak keluarga dengan perilaku sosial dan proses analisis.
Semenjak itu Bandura mulai mempelajari tenang invasi evaluasi sosial dan mengambil Richard Walters, siswanya yang pertama mendapatkan gelar doctor sebagai pendampingnya.
Bandura memiliki pendapat meskipun konsep belajar cukup untuk menerangkan dan memperkirakan peralihan perilaku, konsep itu harus memerhatikan dua peristiwa penting yang diacuhkan atau ditampik oleh pola behaviorisme.
Albert Bandura benar-benar populer dengan teori evaluasi sosial, salah satunya ide dalam saluran behaviorisme yang mengutamakan pada elemen kognitif dari pertimbangan, pengetahuan dan penilaian.
Bandura menyaksikan manusia mempunyai kemampuan menjadi beberapa hal, dan umumnya dari hal itu didalami lewat fashion.
Jika evaluasi manusia memiliki sifat tergantung pada pengalaman langsung yang memiliki sifat eksperimen dan ketidakberhasilan karena itu proses ini bisa menjadi benar-benar lamban, berat dan beresiko.
Untungnya manusia sudah meningkatkan kemampuan kognitif dengan evaluasi lewat pengamatan yang memungkinkannya mereka untuk membuatdan membuat hidup mereka lewat kemampuan fashion.
Bandua yakin jika manusia cukup fleksibel dan elastisitas itu sebagai akar dari karakterdasar kemanusiaan.
Maka dari itu manusia sudah meningkatkan proses neurofisiologis untuk lakukan simbolisasi pengalaman dari mereka, karakter dasar mereka diikuti oleh kandungan elastisitas yang tinggi.
Manusia memiliki kemampuan untuk simpan pengalaman masa lampau dan memakai info itu untuk membuat perlakuan di masa datang.
Kemampuan manusia untuk memakai simbo, memberi mereka alat yang kuat untuk pahami dan mengontrol lingkungan mereka.
Hal itu memberi mereka kekuatan untuk pecahkan permasalahan tak perlu tergantung pada sikap coba dan tidak berhasil yang tidak efektif, bisa membaangkan resiko perlakuan mereka dan tentukan arah untuk diri sendiri.
Manusia fokus pada arah, makhluk hidup yang mempunyai arah dan bisa menyaksikan masa datang dan memberinya makna dengan mengetahui peluang resiko dari sikap di masa datang.
Ide kemanusiaan Bandura lebih memiliki sifat optimistik dibanding pestimitik karena yakin jika manusia sanggup untuk pelajari sikap baru sepanjang hidupnya.
Namun, sikap disfungsi bisa bertahan karena efikasi diri yang rendah atau karena dipersepsikan mendapatkan pengokohan. Walau bagaimanapun, sikap kurang sehat ini tak perlu bersambung.
Karena umumnya manusia memiliki kemampuan untuk berbeda dengan mengimitasi sikap produktif dari pihak lain, dan memakai kekuatan kognitif mereka untuk pecahkan permasalahan.
Teori kognisi sosial Bandura sudah pasti lebih mengutamakan pada factor sosial dariapada factor biologis.
Namun, Bandura mengetahui jika factor genetik mempunyai kontributor pada faktor manusia dalam pola triadic reciprocal causation.
Namun bahkan juga dalam mode ini kognisi lebih punya pengaruh, hingga factor biologis jadi tidak begitu penting.
Selain itu, factor sosial terang lebih bernilai pada ke-2 faktor lainnya-lingkungan dan sikap.
Menurut Bandura, walau konsep belajar sanggup untuk menerangkan peralihan dari perilaku tapi konsep itu harus juga memerhatikan dua hal yang ditampik oleh pandagan behaviorisme.
Bandura memiliki pendapat jika manusia itu sanggup berpikiran dan atur dengan sendiri kelakuannya hingga manusia tersebut tidak jadi object semata-mata dari dampak lingkungan.
Banyak faktor dari dari peranan personalitas yang mengikutsertakan hubungan orang itu sama orang lain.
Teori psikologi personalitas yang mengidentifikasi menurut Bandura yakni perilaku itu didapat dan dipiara.
Satu pendekatan yang menerangkan mengenai perilaku manusia berbentuk hubungan bolak-balik yang terus-terusan di antara determinan kognitif, behavioral dan lingkungan.
Belajar lewat pengamatan tanpa reinforcement yang turut serta, memiliki arti perilaku ditetapkan oleh mengantisipasi resiko, itu sebagai dasar teori belajar sosial.
Menurut Bandura, seorang atau pribadi umumnya belajar tanpa reinforcement yang riil.
Pada riset Bandura, hasilnya menjelaskan jika pribadi lakukan proses belajar dengan menyaksikan yang yang dia saksikan dari penglihatannya dan pribadi bisa belajar tidak harus dengan lakukan proses belajar seperti pada sekolah.
Dengan pengamatan disekitar pribadi yang dia perhatikan bisa dia ketahui dan membuat pelajaran karena lewat pengamatan orang bisa lewat tanggapan yang tak terbatas tanpa batasan. Disamping itu, pengamatan lebih efektif.
Albert Bandura yang melihat jika semua sikap sebagai dari hasil proses belajar yang berjalan pada kondisi sosial lewat sikap mengikuti atau meniru.
Teori evaluasi sosial sebagai peluasan dari teori belajar sikap yang tradisionil (behavioristik). Teori evaluasi sosial ini diperkembangkan oleh Albert Bandura (1986).
Teori ini terima mayoritas dari beberapa prinsip teori-teori belajar sikap, tapi memberikan semakin banyak penekanan pada kesan-kesan dari kode-isyarat pada sikap, dan pada beberapa proses psikis intern.
Jadi dalam teori evaluasi sosial kita akan memakai keterangan-penjelasan reinforcement external dan keterangan-penjelasan kognitif intern untuk pahami bagaimana belajar dari pihak lain.
Dalam penglihatan belajar sosial, manusia itu tidak didorong oleh kemampuan-kekuatan dari dalam dan tidak dipukul oleh stimulan-stimulus lingkungan.
Teori belajar sosial mengutamakan, jika lingkungan-lingkungan yang ditempatkan pada seorang secara kebenaran.
Lingkungan-lingkungan itu seringkali diputuskan dan diganti oleh orang itu lewat sikapnya sendiri.
Menurut Bandura, jika mayoritas manusia belajar lewat penilaian secara selective dan ingat perilaku seseorang.
Pokok dari teori evaluasi sosial ialah pemodelan (modelling), dan permodelan ini sebagai salah satunya cara terpenting dalam evaluasi terintegrasi.
Menurut Bandura, proses memperhatikan dan mengikuti sikap dan sikap seseorang sebagai mode sebagai perlakuan belajar.
Teori Albert Bandura menerangkan sikap manusia dalam kerangka hubungan bolak-balik yang berkaitan di antara kognitif, sikap dan dampak lingkungan.
Keadaan sekitar lingkungan pribadi benar-benar punya pengaruh pada skema belajar sosial tipe ini.
Misalnya, seseorang yang hidupnya dan dibesarkan dalam lingkungan judi, karena itu ia condong untuk pilih bermain judi, atau kebalikannya memandang jika judi itu ialah tidak bagus.
Albert Bandura berpendapat (anggapan) tertentu dalam hubungannya dengan inti manusia dan psikologi personalitas nya. Logikanya itu ialah seperti berikut:
1. Manusia pada hakekatnya ialah makhluk yang sadar, berpikiran, berasa dan atur kelakuannya sendiri
Dengan begitu manusia bukan seperti pionir atau bidak yang gampang sekali dikuasai atau diakali oleh lingkungan.
Jalinan di antara manusia dengan lingkungan memiliki sifat sama-sama memengaruhi keduanya.
2. Personalitas berkembang dalam kerangka sosial, hubungan di antara keduanya
Dengan begitu teori personalitas yang pas ialah yang menimbang kerangka sosial itu.
Dalam soal lain, Albert Bandura menyepakati kepercayaan dasar behaviorisme yang memercayai jika personalitas dibuat lewat belajar.
Tetapi ia memiliki pendapat jika “conditioning” bukan proses yang mekanis, manusia jadi simpatisan yang pasif.
kunjungi juga teknosional