Bimbel Jutaan Rupiah demi Kuliah di Universitas Impian

Siapa yang bahagia dengan dunia drama korea (drakor)? Mungkin para pecintanya tidak asing dengan drakor berjudul Sky Castle. Drama yang sedang kondang di Korea ini menceritakan berkenaan lebih dari satu keluarga yang tinggal di perumahan elite “Sky Castle”.

Para orangtua di keluarga tersebut membawa ambisi yang mirip yaitu sukses membawa dampak anaknya sukses seperti jejak sang orangtua dengan langkah memasukkan anak mereka ke kampus ternama.

Salah satu perihal yang bisa dijalankan untuk mewujudkan ambisi tersebut di sedang ketatnya kompetisi pendidikan di Korea adalah ikuti bimbingan studi dengan harga yang cukup mahal.

Bahkan diceritakan di dalam drama tersebut, tak hanya persoalan biaya, para mentor laksanakan seleksi yang dapat menentukan para calon siswa diterima atau tidak sesuai dengan beberapa syarat masing-masing.

 

Bimbel Mahal di Indonesia.

Ternyata Bimbel masuk ptn dengan tarif mahal juga menjadi menjamur di Indonesia. Persaingan untuk masuk ke kampus terbaik di Indonesia terlalu ketat, mengingat jumlah penduduknya yang tidak sedikit. Para orangtua mau merogoh kocek hingga puluhan juta rupiah demi mewujudkan mimpi untuk kuliah di kampus ternama.

Lavender, salah satu bimbel dengan tarif meraih 68 juta menyatakan alasan mengapa biayanya bisa semahal itu. Bimbel ini membawa proses studi karantina. Artinya, para peserta bimbel dapat menginap di hotel berbintang dengan beragam fasilitas mewah lainnya, contohnya fasilitas antar jemput, konsumsi hingga mentor pribadi. Fasilitas-fasilitas tersebut menjadi alasan dibalik besarnya ongkos bimbel yang perlu dikeluarkan para siswa.

Salah satu alumni bimbel Lavender, Raania Amaani, menyatakan proses karantina membantunya untuk lebih fokus studi gara-gara mempunyai mentor pendamping pribadi. Jadi, Raania bisa segera bertanya materi yang belum pahami kepada sang mentor tanpa perlu mengganggu siswa yang lain.

Gadis berasal dari Lombok Timur ini menyatakan bahwa orangtuanya mau mengeluarkan ongkos mahal agar dirinya bisa meneruskan sekolahnya di Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia. Berkat keseriusan Raania di dalam ikuti kelas di bimbel Lavender, dirinya sukses masuk ke FKUI lewat jalur SBMPTN.

 

Jaminan Masuk Universitas Ternama?

Jawabannya tentu saja tidak. Hal ini juga terjadi di bimbel eksklusif Lavender yang belum bisa meluluskan 100% siswanya ke PTN. Presentase kelulusannya pun berubah-ubah tiap tahunnya, kadang kala 90% atau 85%,  asalkan jangan hingga di bawah 80%.

Jika para peserta bimbel gagal lolos ke PTN, lebih dari satu bimbel beri tambahan fasilitas jaminan uang kembali. Tiap bimbel membawa ketentuan sendiri-sendiri perihal pengembalian uang ini, ada yang 100%, 50% atau cuma 10% saja.

Walaupun ada kemungkinan gagal masuk ke PTN, tetapi bimbel dengan jenis karantina tidak sepi peminat. Semakin banyaknya peminat bimbel berbiaya tinggi dengan proses karantina perlihatkan bahwa kebutuhan lebih dari satu besar penduduk di Indonesia dapat pendidikan yang layak di sekolah juga makin tinggi.

Banyak orangtua mendorong anaknya untuk ikuti bimbel gara-gara kurang percaya dengan proses pengajaran di sekolah, yang bisa membawa dampak anak-anak mereka tidak lolos tes masuk PTN.

Usaha ini bisa saja dijalankan oleh orangtua, dengan satu syarat yaitu sang anak tidak menjadi stress atau terbebani dengan ikuti bimbel tersebut. Kewajiban orangtua adalah mengetahui dan mengetahui keingingan anaknya, bukan memaksakan kehendak.

Hal ini terjadi juga di drakor Sky Castle, di mana salah satu anak yang tinggal di pemukiman tersebut dipaksa untuk turut bimbel agar bisa masuk ke Fakultas Kedokteran di Seoul National University, gara-gara ayahnya juga berprofesi sebagai dokter.

Pada akhirnya, sang anak kabur setelah lulus tes gara-gara menjadi orangtuanya tidak sayang terhadap dirinya kembali agar membawa dampak ibunya bunuh diri. Jangan hingga perihal tersebut terjadi terhadap kita, walau cuma di dalam sebuah drama tetapi sesungguhnya banyak anak bunuh diri gara-gara terbebani dengan permintaan sang orangtua.