Bagaimana Cara Menjadi Penulis Buku?

 

Penulis buku adalah seseorang yang telah menulis sebuah karya, baik itu cerita, prosa, sastra, atau karya ilmiah. Di Indonesia, disebut penulis buku ini.

Orang menulis karena berbagai alasan, bisa karena pekerjaan mereka, ekspresi kreatif mereka, atau kebosanan mereka.

Untuk menjadi penulis tidak perlu syarat mutlak, cukup kreatif dan pekerja keras.

Tidak ada yang lebih lekat daripada menjadi penulis, seseorang bisa tiba-tiba menjadi penulis. Sebelumnya, dia hanya seorang pekerja kantoran biasa.

Tapi jika Anda ingin menjadi penulis, mulailah dari sekarang. Jangan tunda.

  1. Belajar mandiri dulu dan mulai belajar.

Ya, aku tidak mencintaimu jika kamu tidak tahu. Sebelum mempertimbangkan karir apa pun, yang paling penting adalah mengenali potensi Anda. Bagaimana menjadi seorang penulis? Bahkan membaca buku pun tidak pernah.

Juga, banyak dari kita, yang baru saja selesai membaca buku, terburu-buru untuk segera menulisnya. Jangan khawatir, semua butuh waktu dan proses.

Mulailah belajar dari buku-buku yang telah Anda baca. Baik itu gaya penulisan, gaya bahasa, maupun penggunaan tanda baca.

Belajar gaya yang agak susah, kadang kita bisa menilai dengan membaca novel, dan langsung bilang, “Ah, begitu ceritanya.” Coba tiru, jangan hanya tiga cerita dan selesai.

  1. Siapkan tempat dan media menulis.

Bicara tentang suatu tempat, tempat yang bisa memberikan nuansa tersendiri dalam tulisan. Tempat yang tenang adalah pilihan yang tepat saat menghabiskan waktu untuk menulis. Bukan pilihan yang baik jika berada di tempat ramai, tetapi ketika sebuah ide datang, segera tuliskan.

Ide untuk menulis tentang itu bisa datang tiba-tiba, dan saya terbiasa menulis tentang berbagai media. Bukan hanya pena, semuanya jika perlu. Baik itu laptop atau ponsel, juga menjadikannya sebagai media menulis.

Seperti Made Wianta yang terkenal dengan puisi-puisinya yang indah. Kata-kata tidak terbentur media manapun, tulisnya di kertas tisu, tiket, catatan belanja, bahkan sobekan majalah. Puisi tubuh itu sendiri adalah cara cepat, bersih, dan membebaskan untuk bereaksi terhadap suatu situasi atau situasi.

Jangan menabrak pena yang bagus, telepon yang bagus, dan terutama laptop yang bagus (ini sangat mewah, hanya untuk bermain game).

  1. Bangun pola pikir yang baik dan jangan ragu.

Banyak penulis pada awalnya terkesan dengan tulisan yang bagus dan kata-kata yang indah. Akhirnya mencoba untuk datang dengan kata-kata indah, hasilnya tentu saja buntu. Mengejar kata-kata indah seringkali meluluhkan hasrat untuk menulis, bahkan tidak bisa menyelesaikan satu paragraf pun. Nah, tujuannya adalah untuk dipuji, bukan untuk bekerja.

Jadi, sebelum menulis ada baiknya memiliki pola pikir positif, tidak perlu mengejar pekerjaan yang bagus. Jangan takut, apalagi ragu, jika menulis terasa tidak benar.

Memang benar banyak orang yang akhirnya menulis karena curiga dan malu, apalagi setelah ditertawakan. Tapi tetap percaya diri, belajar perlahan, dan tingkatkan gaya menulis Anda.

  1. Atasi hambatan menulis dan cobalah untuk tetap fokus.

Hambatan dalam menulis bisa apa saja dari kesadaran diri atau terlalu percaya diri untuk menjadi pandai menulis. Keduanya adalah bencana yang sama. Menulis adalah tentang pekerjaan dan tidak ingin dikenal. Lawan dirimu dulu, karena gangguan pertama adalah dirimu sendiri.

Tentu saja, setelah Anda dapat mengatasi diri sendiri, hal-hal lain juga harus diatasi, seperti telepon Anda. Jika Anda sedang menulis di ponsel, ada baiknya untuk mengaktifkan Mode Pesawat terlebih dahulu agar Anda tidak teralihkan dengan memeriksa pesan yang masuk.

Terakhir, pastikan semua pekerjaan selesai sebelum menulis, jangan di tengah-tengah menulis, ingat saja kompornya tidak dimatikan.

  1. Jika Anda sudah mulai menulis, mulailah mengatur waktunya.

Setelah Anda dapat mengatasi rintangan menulis, mulailah mengatur waktu menulis. Atur waktu sebelum tidur setiap hari atau kapan pun Anda punya ide. Keduanya lebih baik jika memungkinkan.

Disiplin waktu itu baik, dan menulis buku pasti dilakukan dengan sangat cepat. Yah, jangan terlalu percaya diri, tapi perbaiki ejaannya dari awal. Ya, dengan melakukan koreksi, kita akan menyadari kesalahan kecil atau besar di setiap artikel.

Tapi menariknya, dia masih menulis kapan saja, baik dalam bentuk prosa, puisi, atau cerpen. Menulis sesuka hati seperti mengumpulkan bongkahan ide emas. Jadi dua poin ini tetap dipakai, entah itu disiplin diri atau tulisan asal-asalan, nyatanya bisa dijadikan dua buku di kemudian hari.

Jika tulisanmu sudah selesai, maka selanjutnya kamu bisa mencari jasa cetak buku yang terpercaya.

kesimpulan

Tunggu apa lagi, masih ragu untuk menulis buku atau tidak. Entah kapan karya-karya terkenal itu muncul, mungkin saja karya-karya itu berasal dari karya saya sendiri.