Adat Istiadat Masyarakat Lampung: Sejarah, Falsafah & Pedoman

Suku bangsa Lampung disebut dengan Gama Labung (Lampung). Lampung-Ulun Lampung (Suku Lampung) mungkin, dalam istilah geografis tradisional, adalah salah satu kelompok masyarakat Melayu yang tinggal di bagian selatan pulau Sumatera.

Yakni, seluruh Provinsi Lampung pada awalnya terletak di bagian belakang Gunung Besaji.

Sebagian Sumatera Selatan dan Tengah Selatan seperti Kabupaten Martapura tahun 1963, Kaew Agung di Kabupaten Ugan Kumaring Ilir, juga di Kabupaten Mirpas Nasal Kor di Bengkulu Selatan, dan di Kabupaten Sekoning di Pantai Barat Banten.

Sejarah Daerah Lampung

Sejarah Daerah Lampung
toriqa.com

Seperti asal-usul masyarakat etnis Indonesia lainnya. Suku Lampung merupakan bagian dari bangsa Austronesia yang nenek moyangnya diyakini berasal dari kepulauan Formosa, yang bermigrasi ke pulau-pulau Filipina, Sumatera Utara, Sulawesi dan Kalimantan dan kemudian berakhir di Sumatera Selatan.

Dalam kajian kebahasaan yang dilakukan, suku Lampung memiliki akar kebahasaan yang sama dengan masyarakat adat Buyuma di kepulauan Formosa.

Beberapa catatan sejarah dari Tiongkok menulis bahwa pada abad ketujuh orang membicarakan suatu daerah di selatan (Namphang) di mana terdapat sebuah kerajaan bernama To-Lang Po-Hwang yang artinya rakyat dan bahwa Lang-Po-Hwang adalah Lampung.

Bukti bahwa tanah Cina telah datang, muncul, dengan utusan dari masyarakat Lampung pada abad ketujuh.

Dalam Kronik Taiping Huanyu Ji yang ditulis oleh Yue-Shi dari abad ke-10, nama-nama negara di wilayah Nan Hai (Laut Selatan) disebutkan lebih jelas, termasuk dua negara yang disebutkan secara berurutan: To-lang dan Po-Huang. . To-lang hanya disebutkan satu kali. Tetapi negara Pu-Huang sering disebut-sebut karena mengirim utusan ke Cina pada tahun 442, 449, 451, 459, 464, dan 466.

Profesor Gabriel Ferrand, menulis dalam jurnal ilmiah Asiatic, Paris, 1918, hal. 477, berpendapat bahwa kedua nama itu hanya boleh satu: To-lang-po-hwang, kemudian letak negara ditentukan oleh Ferrand di Kabupaten Tulangbawang, Lampung.

Prof. Dr. Radin Mas Nejabhi Purpatjaraka dalam bukunya Riwajat Indonesia I, Development Services, Djakarta, 1952, hlm. 25, setuju dengan kemungkinan adanya kerajaan Tulang Bawang, meskipun asumsi ini hanya disebabkan oleh penyatuan dua nama geografis dalam catatan Cina.

Kebudayaan dan kesenian lampung juga bisa anda akses secara lebih lengkap dalam pembahasan ini.

adat dan tradisi

Masyarakat Adat Lampung terdiri dari dua sistem pemerintahan Adat, yaitu Masyarakat Budaya Saipaten Lampung (Bessir/Sahel) dan Masyarakat Budaya Lampung Penembang (Bipadun/Pedalaman). Dengan penjelasan sebagai berikut:

Masyarakat Budaya Lampung Saipaten

Masyarakat Budaya Saibatin dari dulu hingga sekarang disebut Masyarakat Aborigin Lampung Bimmenger (Pesisir).

Karena sebagian besar dari mereka tinggal di sepanjang pantai timur, selatan dan barat Lampung. Beberapa marga yang menggunakan sistem pemerintahan tradisional Saibatin antara lain:

  1. Bandar Lima Way Lima,
  2. Bandar Enom Semaka,
  3. Kepaksian Sekala Brak Marga Buay Kenyangan,
  4. Buay Nyerupa,
  5. Buay Belunguh,
  6. Buay Bejalan in Way,
  7. Saibatin Marga Ulu Krui,
  8. Saibatin Marga Way Sindi ,
  9. marga Tenumbang, marga Pugung Tampak, marga Malaya Pugung, marga Pidada, marga Pasakh Krui, marga Ngakhas,
  10. marga Ngambukh,
  11. marga La’ai,
  12. marga Bengkunat,
  13. marga Belimbing,
  14. marga Bandakh,
  15. marga pulau Pisang,
  16. pemimpin adat Jamma Balak Saibatin.
  17. Suku Kabupaten Tanggamus,
  18. tokoh adat Jama Palak,
  19. marga Saibatin Kabupaten Pringsewu,
  20. Pesumbaian 17 Pesawaran,
  21. Saibatin marga Way Handak,
  22. Lampung Selatan,
  23. marga Balak,
  24. marga Lunik,
  25. marga Bumi Waras,
  26. Melinting Tiyuh Pitu,
  27. Lima marga Way Handak,
  28. Marga Enom Belas Krui,
  29. Pitu Kepuhyangan Komering,
  30. Telu Marga Ranau dan Cikoneng Pak Pekon [2].

Masyarakat Budaya Penembang Lampung (Bipadun)

Masyarakat Budaya Penembang Lampung, atau sering juga disebut Masyarakat Budaya Lampung Bipadun, tinggal di pedalaman Lampung.

Banyak marga yang menggunakan sistem pemerintahan budaya yang seimbang antara lain: Abung Siwo Mego, Mego Pak Tulangbawang, Suku Telu Pubian, Buway Lima Way Kanan, Bunga Mayang Sungkay, peminggir hewan marga, pihak panggilan marga, pihak panggilan marga, marga rebang semendo. ].

Pedoman Kehidupan Bangsa Lampung

Filosofi hidup bangsa Lampung tertuang dalam ajaran Piil Pesenggiri, yaitu:

Pesenggiri, berisi ajaran: Jangan mudah menyerah, tidak kenal takut dan pantang menyerah dalam menghadapi tantangan yang datang dalam hidup.

Keberanian adalah bagian dari harga diri.

Juluk-Adok, berisi ajaran: Selalu gunakan nama panggilan yang baik untuk diri sendiri dan orang lain. Undangan yang baik tidak hanya membuat orang lain hormat, tetapi juga menunjukkan harga diri.

Nemuy-Nyimah, berisi ajaran: Saya senang mengunjungi Anda dan mengunjungi Anda dengan sikap ramah dan murah hati. Kunjungan tersebut merupakan bagian dari saling menghormati.

Nengah-Nyappur berisi ajaran: Selalu bersilaturahmi di tengah masyarakat. Memperluas persahabatan dan hubungan keluarga dengan semua orang.

Sakay-Sambayan, berisi ajaran: Senang membantu dan bekerja sama dalam hubungan persaudaraan dan kekeluargaan. Sehingga masalah bersama dapat diselesaikan bersama.

bahasa Lampung

Bahasa Lampung, adalah bahasa yang dituturkan oleh suku bangsa Lampung di Provinsi Lampung, Sumatera Selatan, Bengkulu Selatan dan pesisir barat Banten.

Berdasarkan bahasa yang ditetapkan. Bahasa Lampung memiliki dua sub dialek yaitu sub dialek A dan sub dialek O yang dapat digambarkan sebagai berikut:

Sub dialek A (api) dituturkan oleh banyak marga di Lampung, antara lain: Sekala Brak, Bandar Enom Semaka, Bandar Lima Way Lima, Melinting Tiyuh Pitu, Saibatin Marga Ulu Krui, dan Saibatin Marga Way Sindi Marga Tenumbang Marga Pugung Tampak Pugung Malaya Klan Pidada Klan Pasakh Krui Klan Ngakha Klan Ngambukh Klan La’ai Klan Bengkunat Klan Belimbing Klan Bandakh Klan Pulau Pisang Kepala Adat Jamma Balak Saibatin, Klan Tanggamus, Jamma Balakew Saibuatin Klan Kabupaten Suku Prings, Bisombayan Bisawaran ke-17, Klan Saibatien Wai Handak, Selatan Lampung, Marga Palak, Marga Lunik, Marga Bumi Waras, Klan Tangan Lima Arah, Enum Bilas Krui, Betu Kaling Kibuhyanganao Tilo, Bacon Duduk, Papian Tello Trippi, Buway Lima Arah Kanan dan Bunga Mayang Sungkay

Sedangkan banyak marga di Lampung yang berbicara dengan sub dialek O (nyow), antara lain: Abung Siwo Mego, Mego Pak Tulangbawang Marga melinting peminggir, Marga Teluk peminggir, marga marjinal, Marga rebang semendo.